Laporan Keuangan

Laporan keuangan sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap perusahaan berskala menengah hingga besar. Menurut PSAK No. 1 Tahun 2015, laporan keuangan adalah representasi struktural dari posisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Dalam buku Interim Accounting, pelaporan keuangan diartikan sebagai ikhtisar proses pencatatan, yaitu ikhtisar transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku. Contoh laporan keuangan juga mudah dicari sekarang ini.

Baik untuk bisnis besar maupun kecil, pelaporan keuangan adalah proses yang harus mereka persiapkan untuk setiap periode. Bahkan laporan keuangan adalah jantung dari sebuah perusahaan. Sebagai seorang pengusaha, Anda harus bisa membuat laporan keuangan untuk membantu Anda memahami posisi keuangan perusahaan Anda dan mengevaluasi hasil Anda untuk tahun ini. Anda kemudian dapat membuat keputusan yang tepat tentang aktivitas masa depan perusahaan Anda berdasarkan laporan tersebut.

Cara Menyusun Laporan Keuangan Sederhana

Untuk menyusun laporan keuangan sederhana, yang perlu Anda lakukan yaitu penting untuk selalu menyimpan catatan transaksi, mempostingnya ke buku besar, membuat neraca saldo, dan menyiapkan laporan keuangan lainnya. Namun, jika Anda belum terbiasa dengan akuntansi, ini mungkin akan membingungkan. Oleh karena itu, berikut akan dijelaskan langkah-langkahnya secara singkat agar bisa membantu Anda memahaminya.

  1. Mengumpulkan dan Mencatat Transaksi pada Jurnal

Transaksi termasuk kegiatan umum yang sering dilakukan oleh perusahaan sehari-hari, seperti jual beli, tukar menukar barang, sewa menyewa, atau transaksi lainnya. Konfirmasi transaksi sangat penting dalam akuntansi agar bukti transaksi tidak hilang. Bukti suatu transaksi merupakan dasar pengakuan dalam penyusunan laporan keuangan.

Bukti transaksi dapat berupa nota, kuitansi, faktur, atau jenis bukti lainnya. Langkah pertama dalam penyusunan laporan keuangan adalah mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan selama tahun berjalan dalam sebuah jurnal. Semua operasi yang terkait dengan kegiatan operasional perusahaan harus dicatat secara rinci dalam jurnal.

  1. Memposting Jurnal ke dalam Buku Besar

Setelah entri jurnal dibuat, langkah kedua adalah mempostingnya ke buku besar. Buku besar merupakan analisis dari setiap akun yang ada. Tidak sulit untuk melakukan ini, dan transaksi yang dicatat dalam jurnal dengan cukup rinci dapat dipindahkan ke akun yang sesuai.

  1. Menyusun Neraca Saldo

Neraca saldo merupakan daftar akun buku besar yang terdiri dari saldo debit atau kredit. Setelah membuat buku besar, langkah selanjutnya adalah membuat neraca saldo. Daftar akun dalam buku besar dikelompokkan ke dalam kelompok utang atau kelompok aset. Neraca saldo digunakan untuk memeriksa saldo kredit dan debit semua akun apakah pencatatan sudah benar.

  1. Kumpulkan Data untuk Membuat Jurnal Penyesuaian

Mungkin ada transaksi yang tidak tercatat, mungkin ada transaksi yang terjadi pada akhir tahap pelaporan keuangan, dan mungkin ada beberapa transaksi yang tidak sesuai dengan keadaan di akhir periode, sehingga untuk mengumpulkan data dan mengoreksinya kembali, Anda membutuhkan jurnal penyesuaian.

  1. Menyusun Neraca Lajur

Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan, sebaiknya mengisi lembar kerja atau worksheet, dimulai dengan data dari neraca saldo dan mengoreksinya dengan data yang diperoleh dari jurnal penyesuaian. Selain itu, saldo di jurnal penyesuaian adalah saldo yang muncul pada kolom neraca saldo dan tercermin dalam neraca dan laporan laba rugi.

  1. Membuat Laporan Keuangan

Jika sudah selesai, saatnya membuat laporan keuangan. Cara membuat laporan keuangan sederhana dengan alur dan konsistensi selanjutnya adalah laporan yang ditulis di lembar kerja dan dicatat dengan rapi sesuai dengan peraturan atau standar pelaporan keuangan Anda.

Ini karena lembar kerja membagi jumlah yang ditampilkan di neraca atau laporan laba rugi. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sangat penting karena mencerminkan hasil kegiatan perusahaan dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Apabila Anda ingin membantu para UKM di Indonesia, mungkin Anda bisa mencoba P2P Lending. Peer to peer Lending adalah kondisi di mana Anda memberikan pinjaman dana kepada UKM dan nantinya akan dikembalika dalam bentuk pokok pinjaman bersama dengan bunganya. Anda bisa memulai P2P Lending bersama Akseleran dengan bunga rata-rata 12% – 16% / tahun yang juga bisa dijadikan sebagai bentuk investasi atau income pasif.

By ayead